Toko Online busana Muslim Murah

Saturday, December 28, 2013 0 comments

Tahukah engkau sayang

“Kamu gak capek pulang terus?”, tanya Carlos.
“Capek sih, tapi aku sudah terlanjur jatuh cinta dengan pekerjaanku ini. Aku bisa kok menikmatinya”, jawab Elia sambil duduk di samping kasur.
“Tapi, apa kamu bisa membagi waktu? Kasihan ‘kan anak kita ditelantarkan begitu saja. Kamu juga sering pulang lebih malam daripada aku, bahkan kadang lembur”, jelas Carlos sambil menutup buku yang sedang dibacanya dan melepas kacamatanya.
“Iya, aku tahu tapi kamu ngertiin aku juga dong. Ini adalah cita-citaku dari kecil dan setelah aku raih masa harus kulepaskan begitu saja? Aku sudah menunggu saat-saat seperti ini, aku telah menitinya dengan keringat dan kerja keras. Kamu juga, bukannya kamu mendukung aku? Tapi, kenapa jadinya begini?”, jelas Elia sambil bangkit berdiri.
“Iya, iya. Aku mengerti jelas tentang apa yang kamu hadapi sekarang. Tapi lihat, sekarang kamu bukan hanya seorang wanita karier, tapi kamu juga merangkap sebagai istri dan ibu dari anak kita. Seenggaknya, aku mau kamu adil dan bijaksana. Jangan hanya terfokus pada pekerjaanmu.”
“Oh, jadi menurut kamu, selama ini aku gak adil? Membuatkan sarapan pagi dan menemani Amanda membeli keperluan sekolah, itu belum cukup?! Aku uda cukup berkorban, Carlos!”, teriak Elia sambil menunjuk dadanya sendiri.
“Shht, Amanda sudah tidur, nanti dia bangun. Lagi pula aku gak berpikir begitu. Aku cuma mau kamu mengurangi waktu kerja kamu. Toh, aku ‘kan juga sudah punya pekerjaan, masih cukup membiayai kita sekeluarga.”
“Apa kamu pikit sebuah pekerjaan itu hanya dinilai dari materi? Oh, jadi selama ini kamu pikir aku haus akan uang dengan pekerjaanku ini? Kalau kamu memang berpikir begitu, berarti kamu belum mengerti aku sepenuhnya.
***
Elia adalah seorang wanita karier yang sukses. Begitu suksesnya, ia harus mengorbankan kebahagiaannya yang sepatutnya ia dapatkan dengan keluarganya. Namun, untuk pekerjaannya sebagai arsitektur, ia menyanggupi konsekuensi itu. Sayang, suaminya yang awalnya mendukung pekerjaannya itu, lama kelamaan muak dengan keputusannya sendiri.
“Ma, hari ini ada rapat orangtua murid. Mama ingat ‘kan? Lagian ini hari Sabtu”, kata Amanda sambil mengunyah roti isinya.
“Aduh, mama gak bisa, Manda. Mama sibuk. Papa aja ya, yang ambilkan rapot Amanda. Mama sudah janji sama teman mama.”
“Mama juga sudah janji mau ambil rapotku, ‘kan? Mama yang bilang kalau aku dapat ranking satu, nanti mama beliin aku boneka Angry Birds. Tapi mana? Mama bohong!”, teriak Amanda sambil menahan tangis. Ia menjatuhkan sisa roti isinya dan berlari ke kamarnya sambil menangis.
“Amanda, mama belum selesai bicara”, tegur Elia sambil meletakkan tasnya di atas meja dan seketika menghentikan aktivitasnya.
“Ya sudah, nanti aku yang jelasin ke Amanda. Kamu pergi saja selesaikan pekerjaanmu dulu. Besok kita pergi jalan-jalan sekeluarga”, kata Carlos mencoba mencairkan suasana.
“Lah? Aku sibuk, mungkin aku lembur. Proyek ini harus cepat kuselesaikan. Aku gak bisa besok”, jelas Elia sambil mengernyitkan dahi.
“Terus kamu bisanya kapan? Kalau kamu memang serius dengan pekerjaanmu, bukan berarti kamu bisa telantarkan Amanda.”
“Hmm, aku lagi gak ada waktu untuk berdebat. Aku pergi dulu ya”, pamit Elia sambil membawa tas kerjanya tanpa basa-basi. Tanpa cium pipi ataupun sekadar senyum kepada Carlos.
Seketika ruang makan itu menjadi sepi. Tak lama, terdengar suara mobil dinyalakan dan semakin lama menghilang. Carlos hanya menghela napas memikirkan cara apa lagi agar Elia berubah seperti dulu. Seingatnya, beberapa bulan yang lalu Elia tidak seperti ini. Ia penuh perhatian terhadap Amanda, bahkan selalu mengantar dan menjemput Amanda tanpa mengeluh. Ia nyaris tidak pernah lembur, selalu pulang lebih awal dari pada Carlos. Tapi sekarang? Entah sampai kapan Carlos harus menahan diri melihat kelakuan Elia yang semakin larut dalam pekerjaannya. Atau, mungkinkah ia sedang menutupi sesuatu di balik pekerjaannya ini?
***
“Bersabarlah, semua akan kembali indah pada waktunya. Dia hanya sedang butuh waktu untuk dirinya sendiri. Biarkan dia menikmati pekerjaannya, toh hitung-hitung bisa menambah pendapatan keluarga kalian”,  kata Feodrova sambil memberikan segelas teh kepada Carlos.
“Tapi bila harus mengorbankan Amanda, sama saja bohong. Apa gunanya? Amanda itu masih kecil, dia masih butuh perhatian. Apa kamu gak merasa kasihan lihat Amanda menangis?”, tanya Carlos sambil menyeruput teh panasnya.
“Iya, tapi kamu mendukung dia ‘kan? Dia sudah memperlihatkan kesungguhannya di pekerjaannya ini, dia mencurahkan hati dan pikirannya tanpa setengah-setengah. Dia bersedia lembur walaupun dia capek. Dia tetap menyempatkan diri membuat sarapan bahkan terkadang mengantarkan Amanda ke sekolah.”
“Maaf Feo bila aku lancing tapi bukannya kamu sudah punya pengalaman seperti ini ‘kan? Bukannya perubahan seperti ini yang harus dicurigai? Bekerja untuk menghindari keluarga.”
Feodrova tersenyum kecil. “Lihatlah ke belakang sebentar, baru sekarang ‘kan ia meminta waktu untuk bekerja. Dulu ia sangat mengutamakan keluarga, mengurus segala sesuatunya dengan tulus.”
Selama ini, Feodrova yang meyakini Carlos untuk menghadapi masalah ini dengan kepala dingin. Dia paham tentang apa yang terjadi karena ia pernah mengalaminya. Pekerjaan menjadi topeng atas perselingkuhan suaminya. Tak heran, saat itu ia orang yang individualis dan terlalu egois untuk memikirkan suaminya. Bercerai bukan jalan yang ingin ditempuhnya, namun suaminya terlanjur menghamili anak orang.
Kejadian ini yang membuat ia lebih mudah mengerti keadaan Carlos sehingga ia berusaha membantu Carlos semampunya agar ia tak melakukan hal gila, mengingat ia telah memiliki buah hati.
“Feo, aku rasa cuma kamu yang bisa mengerti aku.” Kali ini Feodrova tersenyum kecil lagi dan menundukkan lalu menggelengkan kepalanya.
Taman di rumah itu seolah kehabisan oksigen. Carlos merasa panas dan segala peluh bercucuran di badannya. Ia skeptis dengan pertanyaan yang akan digunakannya kepada Feodrova. Sebab sejujurnya, hanya ketenangan hati yang didapatnya bila bersama Feodrova.
“Feo, maukah kamu menikah denganku?”
“Plaaakk!”
Feodrova tak percaya atas apa yang didengarnya. Seluruh badannya berguncang. Ia melangkah mundur, menjauhi Carlos.

“Jangan gila kamu, Carlos! Kamu sudah beristri, sudah punya anak! Bagaimanapun alasanmu, kamu tidak bisa menceraikan Elia!”
“Siapa bilang aku harus menceraikan Elia?”
“Jadi, maksud kamu?”, tanya Feodrova keheranan sebelum melanjutkan, “Kamu bodoh atau memang bajingan? Wanita mana yang rela dimadu? Maksudku kamu tetap harus bersama Elia, mempertahankan pernikahanmu bagaimanapun keadaannya tanpa aku.”
“Carlos…”, kata Elia dengan pelan.
Keadaan semakin mencekam. Baik Carlos maupun Feodrova langsung menengok pada Elia dengan penuh rasa terkejut. Ternyata Elia pulang lebih awal dan ia sudah berdiri di ruang tamu sejak tadi. Tanpa berkata-kata, Elia berjalan menuju kamarnya seolah tak ada yang terjadi. Baru saja Elia hendak menutup pintu, Carlos menahannya.
“Dengar penjelasanku dulu”, kata Carlos.
“Kamu mau jelasin apa lagi? Semua sudah jelas! Dan aku gak mau dimadu!”, teriak Elia.
Mendadak suasana menjadi hening. Tak ada pembicaraan untuk sementara waktu. Mereka saling diam dan saling berhadapan namun tak saling melihat satu sama lain, hingga Carlos memutuskan memulai pembicaraan kembali.
Carlos menghela napas. “Baik. Kita cerai”, kata Carlos dengan pelan tapi jelas.

Elia tak bisa bernapas, dadanya berdebar semakin kencang. Ia menggigit bibir bawahnya dan menatap kosong ke lantai. Ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia tak menyangka bahwa kata-kata itu akan keluar dengan mudahnya dari mulut Carlos.
“Aku terima bila memang begitu adanya keputusanmu. Mungkin aku memang terlalu memikirkan pekerjaan tapi aku melakukan semua itu karena…”, kata Elia sambil menahan tangis dan memegang dadanya.
“Karena?”, tanya Carlos dengan khawatir sambil mendekati Elia.
“Karena umurku sudah tidak panjang lagi. Aku tidak mau kalian tahu aku mengidap kanker payudara. Aku sengaja bekerja untuk mengalihkan pikiranku. Tapi, sudahlah. Kamu jalani saja kehidupanmu. Jangan pedulikan aku.”
Tiba-tiba, Carlos merengkuh Elia. Beribu maaf terucap oleh Carlos atas perbuatan dan keputusan bodohnya tadi yang diucapkannya tanpa pikir panjang. Ia berjanji akan merawat Elia dengan sepenuh hati.
***
Beberapa bulan kemudian, selepas proyeknya yang berjalan sukses, Elia tak mengundurkan diri . Ia tetap bekerja seperti biasanya namun tak pernah lembur lagi. Ia menghabiskan waktunya bersama Carlos dan Amanda setiap akhir minggu. Dengan tawa dan penuh kasih di antara mereka.
Setahun kemudian, Elia dipanggil Tuhan. Ia tak terlihat sedih di saat menghembuskan napas terakhirnya. Sebaliknya, ia terlihat begitu tenang. Tanpa tangis kesedihan pun Carlos melepas Elia. Kini, Carlos sadar bahwa cinta tak harus memiliki dan tak selamanya terungkap melalui perbuatan. Karena dengan percaya, kasihlah yang akan menjawab semua pertanyaan dan membuka mata kita.
Tolong “share” ke teman-teman yang lain agar mereka juga dapat memetik hikmah yang ada pada kisah di atas. Semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, terimakasih.
sumber : kompasiana.com
Thursday, December 26, 2013 0 comments

Cerita Alunan Musik yang merdu

alunan musik yang merduAda seorang kakek yang tinggal di desa terpencil, ia memiliki seorang anak yang telah pindah ke kota dan menetap disana. Belum pernah sekali –kali pun si kakek mengunjungi kota, tempat anaknya tinggal. Pada akhir tahun, sang anak mengundang ayahnya yang telah tua itu untuk berkunjung ke rumahnya. Anaknya berpikir tentu sangat menyenangkan apabila dapat merayakan tahun baru bersama ayahnya itu.

Kakek merasa gembira setibanya di kota tempat tinggal anaknya, disana banyak hal baru yang belum pernah dilihatnya seumur hidupnya, berbagai pertunjukan menarik dan bangunan – bangunan megah terdapat di kota. Suatu hari sang kakek berjalan – jalan sendirian ke luar rumah, tiba – tiba ia mendengar bunyi yang amat tidak menyenangkan, amat sumbang menurutnya. Ia pun mencari sumber bunyi tersebut, ternyata suara itu berasal dari seorang anak yang sedang belajar memainkan alat musik biola. Kakek pun berpikir bahwa itu alat musik terburuk yang pernah ada, “Aku tidak mau lagi mendengar alat musik itu”, gerutunya.

Beberapa hari kemudian ia berjalan – jalan bersama anaknya. Mereka pergi untuk menikmati Festival Tahun Baru di pusat kota. Datanglah seorang artis dengan biolanya untuk menampilkan pertunjukan. Anaknya mengajak ia menonton, kakek pun menjadi tidak senang melihat hal tersebut. Namun ketika artis itu menggesek biolanya, nada – nada lembut dan indahlah yang terdengar. Kakek pun menjadi heran. Ia pun berpikir lagi, “oh rupanya aku telah salah menilai, bukan biolanya yang buruk, melainkan cara memainkannyalah yang menentukan.” Kakek pun memejamkan matanya menikmati alunan biola tersebut. Pertunjukan pun berakhir, tak lama terdengar suara sangat mengagumkan. Ia pun membuka matanya, tampaklah sekelompok pemain musik dengan alat musiknya masing – masing. Ada biola, gitar, piano dan lainnya yang dimainkan dengan ahlinya sehingga mengalun dengan sangat syahdu dan harmonis. “Oh, inilah suara terindah yang pernah saya dengar”, ucap sang kakek.

Apakah anda pernah memiliki pengalaman seperti si kakek?
Sama seperti Agama yang terdapat di tanah air kita tercinta ini. Sesungguhnya semuanya adalah baik sekali. Akhirilah kebencian, dan tanpa memandang perbedaan marilah kita semua bergandengan tangan, saling membantu dalam keharmonisan.

sumber : cerita-bijak-motivasi.blogspot.com

Tuesday, December 17, 2013 0 comments

Desa Keritang–Dongeng rakyat daerah Riau

dongengPada masa kekuasaan Melaka masih berjaya dan Keritang berada di bawah takluknya, secara berkala Keritang mengantarkan upeti ke kerajaan Melaka. Apalagi sebagaimana diketahui potensi hasil bumi yang dimiliki Keritang sangat membantu Melaka dalam meningkatkan intensitas perdagangannya. Jambi dan sekitarnya pada waktu itu penghasil lada terbesar di pantai Timur Sumatera, Keritang merupakan lumbung padi. Sedangkan Melaka baru muncul sebagai bandar perdagangan besar di Asia. Bandar yang dibangun itu menampung dan mengekspor kembali barang-barang dari Asia Tenggara dan Asia Timur ke Eropa melalui India dan Teluk Persia.

Pada saat Keritang masih berada di bawah kekuasaan Melaka inilah terjadi peristiwa tragis, terbunuhnya tujuh orang wanita yang dikubur hidup-hidup dan diberi bekal masing-masing hanya sebilah pisau tembaga. Penguburan hidup-hidup ini atas perintah penguasa Keritang —penguasa kampung pada saat itu seorang wanita. Penguasa kampung ini lebih dikenal dengan nama Batin, nama penguasa kampung adalah Batin Betina— sebagai hukuman atas perbuatan tujuh orang wanita yang menyebarkan aib kehamilannya kepada masyarakat banyak.

Ceritanya berawal dari sering bepergiannya Batin Betina ke Melaka untuk mengantarkan upeti kepada penguasa Melaka, sebagai bukti tunduk dan patuh di bawah takluk kerajaan Melaka. Karena seringnya bepergian ke Melaka, tak lama Batin Betina hamil. Padahal Batin Betina belum memiliki seorang suami.

Sebagai sesama wanita, beberapa warga kampung wanita tanda-tanda kehamilan mudah diketahui. Sehingga dengan mudahlah ditebak bahwa Batin Betina ada ”main’’ dengan seseorang yang membuatnya hamil. Informasi tentang kehamilan ini tersebar dari mulut ke mulut. Berawal dari satu orang, sampai berita tentang kehamilan Batin Betina sang Penguasa Kampung, menggemparkan Keritang.

Rupanya pergunjingan dari mulut ke mulut itu sampai juga ke telinga Batin Betina. Berita itu membuat Batin Betina murka dan segera menitahkan kepada pengawal dan penasehatnya untuk mencari tahu, siapa si penyebar isu tersebut. Padahal aib yang dialaminya itu, sudah dengan sengaja ditutupinya agar tidak diketahui oleh warganya. Perbuatan tanpa didahului dengan perkawinan secara sah dengan salah seorang pembesar Melaka —ada sebagian pendapat mengatakan, Batin Betina menjadi gundik atau isteri sampingan dari Raja Melaka yang berkuasa saat itu, tapi sebagian lagi ada yang mengatakan dengan salah serang pembesar Melaka saja— sengaja ditutup rapat-rapat agar tak diketahui khalayak ramai.

Setelah diusut dengan rapi oleh penasehat dan pengawal Batin Betina, ditemukanlah tujuh orang wanita, 3 orang wanita sedang hamil dan 4 orang wanita muda. Ketujuh wanita itu ditangkap dan dititahkan oleh Batin Betina kepada penasehat dan pengawalnya untuk segera menitahkan agar warga Keritang segera menggali sebuah lubang besar yang dalam. Lubang inilah yang nantinya dipergunakan untuk menguburkan hidup-hidup tujuh orang wanita yang diduga telah menyebarkan aib tersebut.

Setelah lubang itu selesai digali, pengawal segera menggiring ketujuh wanita yang ditangkap tersebut ke dalam lubang. Masing-masing wanita dibekali sebilah pisau tembaga dan diperintahkan turun satu persatu. Setelah semua turun, tanpa belas kasih, Batin Betina memerintahkan segera menimbun kembali lubang yang sudah diisi tujuh wanita yang telah berani mempergunjingkan dirinya itu. Sementara, warga lainnya hanya bisa menatap dari kejauhan dan menyesalkan keteledoran ketujuh wanita malang itu —karena mempergunjingkan penguasa mereka sendiri-tanpa bisa berbuat banyak.

Beberapa bulan sesudah penguburan hidup-hidup ketujuh wanita tersebut, Batin Betina pun melahirkan seorang anak laki-laki-kelak anak laki-lakinya inilah yang akan menggantikannya sebagai Batin Keritang-. Sebelumnya, semasa hamil, titah dari raja Melaka kepada Batin Betina atas kehamilannya tersebut, jika anak yang lahir dari Batin Betina, bayi laki-laki, maka bayi itu harus dibunuh. Sebaliknya, jika bayi yang lahir wanita, Raja meminta untuk dipelihara saja. Karena dikhawatirkan akan berpengaruh kepada kekuasaannya.

Berdasarkan kesepakatan pembesar Keritang, titah yang diberikan raja itu pun dilanggar. Bayi laki-laki itu tidak dibunuh, tapi tetap dipelihara. Sebagai gantinya, dikuburkan kambing di depan rumah Batin Betina, sebagai bukti kalau seandainya Raja datang melakukan inspeksi ke Keritang.

Tak lama, sesudah kelahiran bayi laki-laki Batin Betina, utusan raja dari Melaka pun datang untuk memeriksa apakah titahnya dijalankan oleh Batin Betina. Sesampainya di Keritang, didapati titah Raja Melaka tak dijalani. Titah untuk menguburkan bayi apabila yang lahir bayi laki-laki diganti dengan kambing. Tapi, karena kearifan dari utusan tersebut dan dianggap itu adalah atas keputusan bersama pembesar yang ada di Keritang. Utusan itu tidak bisa berbuat apa-apa.

Hingga besar anak Batin Betina tersebut, akhirnya atas kesepakatan para pembesar Keritang, diangkatlah anak laki-laki Batin Betina sebagai Batin (penguasa Kampung) Keritang. Ini dilakukan, Batin Betina tidak mungkin lagi menjadi penguasa kampung karena sudah tua.

Sejak diangkatnya anak laki-laki Batin Betina itu, tidak pernah lagi penguasa kampung seorang wanita. Padahal sebelumnya, setiap penguasa Keritang sebelumnya adalah wanita secara turun temurun. Tapi karena setelah lahir anak laki-lakinya itu, Batin Betina tidak pernah ingin kawin, sehingga tidak ada keturunannya wanita sebagai penggantinya. Berlakulah di Keritang itu, secara turun temurun, menjadi penguasa kampung atau batin, seorang laki-laki.

Article By : Datuk Bertuah

Saturday, December 14, 2013 0 comments

Kisah biji-biji kelereng (Angka 3900)

Sebelumnya, aku ingin mengucapkan Terima kasih untuk seseorang yang telah sudi menuliskan dan mengingatkanku beberapa waktu lalu.
Akhir-akhir ini aku semakin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena aku dapat menikmati udara pagi yang sejuk dan sunyi ketika terbangun di pagi hari, atau mungkin juga karena perasaan gembira sebab tidak perlu masuk kerja hari ini. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan bagiku.
Beberapa minggu yang lalu, tanpa sesuatu sebab yang jelas aku ke dapur untuk membuat secangkir teh manis hangat. Suatu hal biasa yang kulakukan di Sabtu pagi hari itu, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidupku selanjutnya. Kurang lebih kisahnya begini …
Sambil aku memanaskan air diatas kompor, kuputar channel radioku untuk mendengarkan acara berita pagi, lalu sambil tetap berada di dapur dan menikmati teh manis dan beberapa potong roti tawar. Acara berita pagi sebelumnya dilanjutkan dengan kisah-kisah motifasi yang sangat menyentuh yang sebenarnya sudah rutin disiarkan oleh radio tersebut, hanya saja sebelumnya aku tidak berkesempatan mendengarkannya. Dalam bincang-bincang pagi diacara tersebut, terdengar suara seseorang yang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara dengan seseorang mengenai “kisah biji-biji kelereng” miliknya.

Aku tertarik dan ingin mendengarkan lebih lanjut. “Tom, (si pembicara mulai dengan menyapa temannya yang bernama Tom) sepertinya kamu sibuk sekali dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup baik, tapi sayang sekali kamu harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit dipercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan kamu tak sempat sekedar berjalan-jalan dengan kekasihmu, atau mungkin untuk sekedar menyapanya melalui telepon.”
Ia melanjutkan, “Tom, Biar kuceritakan sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus aku lakukan dalam hidupku.”
”Suatu hari aku sedang duduk dan tiba-tiba terlintas sebuah perhitungan perkalian. Begini, umumnya umur orang rata-rata adalah 75 tahun. Aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun.”
“ Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900, yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya.”
“Sekarang perhatikan Tom, aku mau mengatakan hal yang lebih penting lagi”.
“Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun hal ini baru terpikir olehku”, sambungnya. “Dan pada saat itu aku sudah melewatkan 2800-an hari Sabtu. Andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka hanya tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih dapat kunikmati”.
“Lalu aku pergi ke toko mainan dan membeli semua kelereng yang ada. Aku sampai mendatangi tiga toko, baru mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang dan kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening yang kuletakkan di meja kerjaku. Sejak hari itu setiap hari Sabtu, aku selalu mengambil sebutir kelereng lalu membuangnya”.

“Aku menyadari, bahwa dengan mengamati kelereng-kelereng itu semakin berkurang artinya hari sabtu yang tersisa untukku juga tinggal sedikit. Aku semakin memfokuskan diriku pada hal-hal yang penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini semakin berkurang, untuk membantumu membenahi dan meluruskan segala prioritas yang ada hidupmu”.
“Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir di penghujung pembicaraan ini sebelum mengajak istriku yang juga sudah seorang nenek untuk menikmati sarapan pagi. Pagi hari ini, aku telah mengambil kelereng terakhirku. Aku berfikir, kalau aku masih hidup hingga Sabtu yang akan datang, maka Tuhan telah memberi aku waktu tambahan untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.
Hari sabtu itu, pun hari- hari lainnya akan semakin berkurang, kenunggu untuk menyayangi orang-orang terkasih, bisa saja membuatnya menjadi terlambat……..
“Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kamu bisa melewatkan lebih banyak waktu bersama keluarga dan orang-orang yang kamu kasihi, dan aku berharap bisa berbincang-bincang lagi denganmu. Selamat pagi!”

Saat dia berhenti suasana begitu hening, jatuhnya satu jarum pun bisa terdengar! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itu pun membisu. Mungkin ia mau memberi kesempatan kepada para pendengarnya, untuk memikirkan segalanya.

Note: Pesan yang ingin sekali ku sampaikan, mungkin terwakilkan di cerita sederhana ini, dan berharap akan dapat dipertimbangkan.
Thursday, December 12, 2013 0 comments

Kisah Tukang Kuli



Pak Badrun mengelap keringatnya yang bercucuran, nafasnya sedikit terengah karena dia baru saja menyelesaikan pekerjaan yang cukup berat, membereskan ruangan 10×20 meter itu hanya berdua, ruangan yang satu tahun tak dihuni dan ditinggalkan oleh tuan rumahnya.
Sementara Pak Badrun sibuk mengatur nafasnya sembari beristirahat sepasang mata sedang mengawasinya.

Datang seorang setengah bayah, mungkin seusia Pak Badrun, menghampiri Pak Badrun yang sedang beristirahat:
” Pak, maaf ya…bapak tidak bisa bweristirahat sementara di sudut ruangan sana masih banyak debu ” ucapnya setengah berteriak.
Pak Badrun serta merta berdiri dan mendengarkan omelan si Bapak paruh bayah itu.
” Maaf, pak kami tadi cuma istirahat sebentar karena haus ” papar Pak Badrun lirih.
” Iya, tapi bapak selesaikan dulu…saya gak mau tahu! Pokoknya jam 5 sore ini semua harus bersih ” gertak lelaki paruh bayah itu sambil berlalu. Sepasang mata mengawasi peristiwa itu namun segera berlalu karena lelaki paruh payah menggandengnya masuk ke dalam mobil.
Pak Badrun mengisyaratkan sahabatnya untuk segera memulai bekerja kembali.
Esuknya Pak Badrun terbaring lemah di atas kasur lusuh, dengan selimut bulu yang sudah usang menutupi tubuh besarnya yang sudah mulai melemah karena terlalu banyak dipekerjakan dengan keras. Pekerjaan kemarin rupanya telah membuat Pak Badrun sakit.

Tidak ada yang memilih menjadi miskin, tetapi menjadi miskin bukan pula sebuah dosa. Beruntunglah bagi mereka yang mendapatkan kesempatan untuk. memperbaiki nasib mereka. Ya, setiap orang memang memiliki kesempatan yang sama, namun bukanlah salah seseorang jika tidak dapat mengambil kesempatan itu. Menjadi miskin, menjadi kuli, menjadi bawahan juga bukan salah Pak Badrun tapi selayaknya semua orang memperlakukan dia tanpa membedakan status.
Seorang gadis cantik mendekati ranjang di mana Pak Badrun ryaterbaring, dia meneteskan air mata, dia merasakan sakit yang dirasakan sakitnya Pak Badrun.
“Pak, maafkan Papa saya ya….Bapak cepat sembuh” isaknya. Pak Badrun menepuk-nepuk punggung tangan si gadis cantik sambil tersenyum simpul.
” Gak papa mbak… Saya tahu, saya ini cuma kuli kalau salah memang harus dimarahi ” tuturnya lirih yang mengisyaratkan kepasrahan. Air mata gadis cantik itu masih terus menetes, dia tidak mampu melunakkan hati Papanya namun dengan caranya sendiri dia ingin menceritakan kepada Pak Badrun bahwasannya di balik kekerasan Papanya masih ada dia yang menawarkan kelembutan kasih yang tulus.

Hidup seperti pelangi, penuh warna dan akan bisa dilihat setelah hujan.
Tolong “share” ke teman-teman yang lain agar mereka juga dapat memetik hikmah yang ada pada kisah di atas. Semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, terimakasih.
sumber : fiksi.kompasiana.com
Tuesday, December 10, 2013 0 comments

Kisah Sang Istri yang bijaksana

Diceritakan bahwa Putri Qara adalah istri saudagar kaya Amenhotep, berasal dari keluarga sederhana, tapi pintar, bijaksana dan berbudi pekerti yang baik. Karena ia berasal dari keluarga yang lebih miskin dibanding dengan suaminya, ia sering diperlakukan dengan tidak selayaknya.
Suatu hari ia dan suaminya pergi ke desa nelayan dan melihat ada seorang nelayan yang miskin dan istrinya. Nelayan tersebut sangat miskin dan bahkan untuk membeli jala yang baru untuk mengganti jalanya yg robek pun ia tidak mampu.

Istri nelayan tersebut adalah orang yang pemboros, malas dan suka berjudi, seluruh penghasilan suaminya digunakannya untuk berfoya-foya.
Melihat kenyataan seperti itu, Putri Qara berkata kepada suaminya, bahwa seharusnya istri nelayan tersebut membantu memperbaiki jala suaminya.
Amenhotep, menentang pendapat istrinya, mereka berdebat, sehingga Amenhotep marah dan kemudian memanggil nelayan miskin tersebut. Amenhotep menukarkan Putri Qara dengan istri nelayan tersebut. Putri Qara sedih karena terhina, suaminya memperlakukan seolah-olah dia adalah barang yang bisa dipertukarkan semaunya. Sang nelayan tertegun dan tidak berani membantah, karena Amenhotep terkenal kejam dan sadis karena kekayaannya.
Putri Qara rajin membantu suaminya yang baru dalam bekerja. Karena kepandaian dan kebijaksanaan Putri Qara, lambat laun sang nelayan menjadi kaya.

Suatu ketika ada seorang tua dengan baju compang-camping dan tidak terurus datang ke rumah Putri Qara, pelayan dirumah tersebut mengenalinya sebagai Amenhotep. Amenhotep kemudian melepas terompahnya dan meletakkan di meja kecil di sudut rumah Putri Qara. Oleh pelayan, terompah tersebut diberikan pada Putri Qara dan menceritakan kondisi pemiliknya, sang putri mengenali terompah tersebut dan memerintahkan pelayannya untuk memberikan pada Amenhotep baju baru, terompah baru dan 3 keping uang emas ditambah pesan: aku tidak diwarisi kekayaan tetapi budi pekerti, kebijaksanaan dan kemauan untuk bekerja.
Amenhotep menerima pemberian itu dengan penyesalan akan tindakannya di masa lalu, karena ego-nya dia menukar istrinya yang baik dan bijaksana dengan seorang wanita yang hanya bisa menghamburkan harta suaminya.
Cerita tersebut sederhana, tapi menyentuh karena ternyata begitu besar pengaruh seorang istri untuk suaminya.

Oleh karenanya, hai wanita dampingi dan dukunglah pria dengan bijaksana, dan hai pria perlakukanlah wanita dengan penuh kasih, karena pada setiap pria yang sukses pasti terdapat seorang wanita yang mendukungnya dengan bijaksana.
Tolong “share” ke teman-teman yang lain agar mereka juga dapat memetik hikmah yang ada pada kisah di atas. Semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, terimakasih.
Sumber: Facebook
Friday, December 6, 2013 0 comments

Kisah dibalik kesuksesan Starbucks



Apa yang akan Anda lakukan jika ide Anda ditolak dan dilecehkan-bahkan dianggap gila-oleh 217 orang dari 242 yang diajak bicara? Menyerah? Atau malah makin bergairah? Jika pilihan terakhir ini yang Anda lakukan, barangkali suatu saat, sebuah impian membuat bisnis kelas dunia bisa jadi milik Anda.
Yah, itulah kisah nyata yang dialami oleh Howard Schultz, orang yang dianggap paling berjasa dalam membesarkan kedai kopi Starbucks. “Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau? Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil? Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi,” itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks.
Dalam buku otobiografinya yang ditulis bersama dengan Dori Jones Yang- Pour Your Heart Into It; Bagaimana Starbucks Membangun Sebuah Perusahaan Secangkir Demi Secangkir-Howard menceritakan bagaimana ia merintis “cangkir demi cangkir” dan menjadikan Starbucks sebagai kedai kopi dengan jaringan terbesar di seluruh dunia.

Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai. Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat getol mempelajari tentang kopi yang berkualitas. Melihat kegairahan mereka tentang kopi, Howard pun memutuskan bergabung dengan Starbucks, yang kala itu baru berusia 10 tahun. Ia pun segera bisa dekat dengan Jerry Baldwin. Sayang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru. Meski begitu, Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan Starbucks.
Suatu ketika, Howard Schultz datang dengan ide cemerlang. Ia mendesak Jerry untuk mengubah Starbucks menjadi bar espresso dengan gaya Italia. Setelah perdebatan dan pertengkaran yang panjang, keduanya menemui jalan buntu. Jerry menolak karena meskipun idenya bagus, Starbucks sedang terjerumus dalam utang sehingga tidak akan mampu membiayai perubahan.
Howard pun lantas bertekad mendirikan perusahaan sendiri. Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian membuatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian keseharian yang harus dihadapinya.

 Tekad itu terwujud–dan bahkan–dengan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pendirinya. Namun, kerja keras itu tak berhenti dengan terbelinya Starbucks. Saat terjadi akuisisi, ia mendapati banyak karyawan yang curiga dan memandang sinis perubahan yang dibawanya. Tetapi, dengan sistem kekeluargaan, ia merangkul karyawan dan bahkan memberikan opsi saham sehingga sense of belonging karyawan makin tinggi.
Kini, dibantu dengan CEO yang diperbantukannya, Orin C Smith, Howard berhasil mengembangkan Starbucks hingga puluhan ribu cabang di seluruh dunia. Ia juga menekankan layanan dengan keramahan pada konsumen, dan di sisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga. Dengan cara itu, Howard terus berekspansi hingga terus menjadi kedai kopi terbesar.
Howard Schultz adalah gambaran kegigihan seseorang dalam mewujudkan ide. Meski diremehkan pada awalnya, Howard tetap bertahan dan akhirnya membuktikan bahwa dengan tindakan nyata, semua ide bisa menjadi nyata. Kepedulian yang ditunjukkan dengan “memanusiakan” semua karyawannya juga telah membuatnya makin disegani sehingga mampu terus memperbesar usahanya.

sumber : cerita-bijak-motivasi.blogspot.com
Wednesday, December 4, 2013 0 comments

Jangan Menunda-nunda Waktu yang takkan pernah kembali lagi

Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf,dia selalu berkata, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.” Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja.
Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk
minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, “Tidak apa-apa, besok kan bisa.”
Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, “Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka.” Ini tidak terlalu mengganggu Dia
karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar.Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya. Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya “Aku cinta kamu”, tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, “Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya. ” Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya.
Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya. Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata
“Aku cintakamu”, istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.
Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, NewZealand,dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah Jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia
kini merasa sangat kesepian, perasaan yang Tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, “Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu….” Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir,
Dia meninggal dunia dengan airmata dipipinya.

Apa yang saya ingin coba katakan pada anda, waktu itu nggak pernah berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.
Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!
Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.
Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dan cinta dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari itu tidak pernah akan datang.
Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka “besok” akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.

Tolong “share” ke teman-teman yang lain agar mereka juga dapat memetik hikmah yang ada pada kisah di atas. Semoga dapat bermanfaat bagi kehidupan kita, terimakasih.
Sumber: facebook.
Monday, December 2, 2013 0 comments

Louisa May Alcott

Sebagai orang tua dari anak pra remaja, rasanya pantaslah untuk mengenalkan anak-anak  dengan kisah-kisah sastra dunia. Meskipun buku ini hanya menggambarkan sedikit isi buku aslinya yang disajikan dengan  bahasa sederhana yang mampu dicerna anak, saya berharap suatu saat anak akan tertarik membaca versi yang lebih lengkap. Little Women  adalah  salah satu judul dari seri Nomik (Novel Komik) Cerita Dunia. Buku ini ditujukan untuk anak-anak yang mungkin masih belum mampu membaca buku teks tebal, sehingga diselipkan  30 lembar halaman  komik yang tersebar di beberapa bab.
Buku karya Louisa May Alcott (1832 -1888, penulis buku anak-anak dari Amerika )ini terbit pada 1868 dan mengisahkan kehidupan keluarga March yang  mirip dengan keluargaku  yang juga memiliki  4 orang anak gadis (tetapi kami masih ditambah 1 saudara lelaki). Keluarga ini terdiri dari 4 gadis beranjak remaja yaitu Meg gadis cantik dan lemah lembut, Jo  yang tomboy dan ingin menjadi penulis, Beth yang senang bermain piano dan Amy si bungsu yang manja dan pintar melukis , beserta ibu dan seorang pengasuh karena  Pak March sedang bertugas di medan perang (Perang Sipil).

Kekuatan cerita  terletak pada keakraban dan kasih sayang  dalam keluarga . Ibu March digambarkan sebagai sosok mandiri, dan pantang menyerah tetapi tetap lembut dan penuh cinta. Ia menanamkan agar anak-anaknya bersikap baik kepada semua orang dan menolong orang yang lebih susah.
Ketika Jo sangat marah kepada adiknya Amy yang membakar berlembar-lembar hasil karya tulisnya,  ini yang dikatakan sang ibu tentang menahan emosi
” Mama telah mencoba memperbaiki temperamen Mama selama empat puluh tahun. Tapi, Mama hanya berhasil mengendalikannya. Hampir setiap hari, Mama marah. Tapi, Mama telah belajar untuk tidak menunjukkannya dan masih belajar untuk tidak merasakannya”
Ucapan ini membuat Jo bertekad untuk memperbaiki sifatnya.  Bagaimanapun hebatnya pertengkaran mereka selalu bisa menemukan jalan untuk saling memaafkan.
Keluarga ini baru saja jatuh bangkrut,  para gadis yang biasa hidup berkecukupan kini harus bekerja dan sering mendapat cemoohan  dari keluarga lain yang berpunya. Pertentangan batin itu saja sudah digambarkan dengan sangat baik, apalagi kemudian masih ada sisi  lain yaitu untuk tetap menolong orang yang susah dengan memberikan sarapan mereka, padahal di rumah sudah tak punya makanan lain.
Tragedi di keluarga ini mulai terjadi ketika ayah sakit parah di medan perang dan sang ibu harus berangkat menemui dan merawatnya. Sepeninggal ibunya Beth yang rapuh tertular sakit demam kuning yang didapatnya ketika membantu keluarga tetangga yang miskin. Para gadis ini tentu saja panik, namun ada tetangga baik yang datang menolong yaitu keluarga kakek Lawrence dan cucunya Laurie.

Kehidupan gadis remaja tentulah dilengkapi dengan kisah pertemanan dengan lawan jenis. Karena terlalu akrabnya hubungan persaudaraan Jo sangat takut ketika ada pria yang ingin mendekati kakaknya Meg.  Jo tak mau kakaknya kelak dibawa oleh suami dan mereka akan terpisah.
Akhirnya Nomik ini ditutup dengan kepulangan ayah, Beth sembuh,  dan Jo yang sudah bisa menerima kenyataan  Meg yang menerima lamaran lelaki yang semula tak disukainya. Sebetulnya kisah ini masih belum berakhir karena aslinya  masih ada satu  buku lain yang merupakan sekuel tetapi pada akhirnya digabung menjadi satu judul Little Women.
Teladan yang bisa diambil dari  sini adalah sifat ibu yang mandiri dan tegar, tak banyak mengeluh tetapi tetap lembut dan penuh kasih sayang. Orang tua harus bisa menyelami karakter dan bakat setiap anak dan bisa menerima perbedaan itu dan membangkitkan potensi anak sesuai dengan keinginan masing-masing.

Sumber : mondasiregar.wordpress.com
Sunday, December 1, 2013 0 comments

Dongeng Kancil dan harimau (Sabuk Dewa)


KANCIL DAN HARIMAU (SABUK DEWA)


Pada suatu hari Kancil sedang berjalan-jalan di hutan, ketika sedang asik berjalan-jalan sambil makan rumput tiba-tiba Kancil dikagetkan dengan sura auman di depannya, ternyata itu adalah seekor Harimau yang tampaknya sedang kelaparan.
Auuummm!!! Hari ini nasibku baik sekali, perutku lagi kroncongan ehh ketemu Kancil sebagai makan siangku. Hei Kancil siap-siap ku makan nih, Aummmmmmmmm!!!.
Eittt! Tunggu Dulu Harimau, kalau kamu makan aku, kamu akan kehilangan cerita rahasia sabuk sang dewa, siapa yang memakainya akan bisa terbang dan kuat seperti dewa. Mau ngak bisa terbang dan kuat seperti dewa pasti kamu jadi raja hutan seperti selama ini yang kamu idam-idam kan, mau ngak ???? “ kata Kancil”.
Benar nih Cill, kamu ngak akan ku makan asal kamu beri tahu dimana letak sabuk dewa itu. “kata harimau”.
Benar dong, ayo ikut aku ke batu besar dipinggir sungai dekat rumpun bambu di selatan hutan. “kata Kancil”.

Merekapun segera berjalan menuju pinggir sungai di selatan hutan, ketika sampai ditujuan tampak sebuah benda berwarna cokelat hitam melingkar di sebuah batu besar menyerupai sebuah sabuk.
Harimaupun mengaum panjang, Aummmmmmm!!! Bergerak hendak menerjang benda tersebut.
Eitt ! Tunggu dulu Harimau, kalau kamu mau memakai sabuk dewa tersebut kamu harus berjalan mundur kearah sabuk tersebut dan jangan sekali-kali menengok ke belakang, agar dewa pemilik sabuk itu tidak mengetahui kehadiran mu kan mereka sedang asik mandi di sungai. “kata kancil”
Benar juga katamu Cil, habis sabuknya besar sekali sih jadi aku ngak sabar untuk memakainya. “Kata Harimau”
Oke deh! Harimau, sekarang kamu boleh berjalan mundur kearah sabuk itu. Tapi sebelum itu aku hitung dulu yach aku mau sembunyi takut nanti dimarahi dewa kalau melihatku. “kata Kancil “.
Cepat hitung Cil, aku sudah ngak sabar mau jadi raja hutan nih.!!!
Ok ku hitung yach, “kata Kancil” (Ajak anak anda ikut berhitung)!!!! 1.2.3. udah kah belum (kata Harimau), belum (Kata kancil sambil berlari meninggalkan harimau) 4.5.6.7 (udahkan belum), (Belum) 8.9.10 (sudahkah belum) (sudah teriak kancil yang sudah jauh meninggalkan Harimau)…………

Tanpa berpikir panjang Harimau pun segera berjalan mundur menuju kearah benda yang menyerupai sabuk tersebut. Dan ketika tubuhnya memasuki kedalam lingkaran tersebut tiba-tiba benda tersebut bergerak melilit tubuh Harimau. Harimau tampak senang karena dalam pikirannya sabuk tersebut sedang bereaksi memberi kekuatan ke tubuhnya, tapi tiba-tiba lilitan itu semakin lama semakin kuat dan membuat harimau kesakitan. Dan alangkah kagetnya Harimau ketika dihadapannya muncul kepala ular piton raksasa di depannya. Harimaupun berteriak minta tolong dan menggeram “Awas kamu cill, kamu telah membohongi ku. Ternyata benda ini bukan sabuk dewa tapi ular piton raksasa”” tapi teriakan minta tolong itu tampaknya sia-sia belaka. Karena ular piton itu terlampau besar dan akhirnya matilah Harimau tesebut dengan tulang-tulang yang remuk.
Adapun Kancil yang nyawanya terselamatkan karena kecerdikannya memulai petualangan barunya di belantara hutan.

SOFTWARE PROMOSI KE RIBUAN IKLAN BARIS GRATIS
Mau Promosi gampang? Klik Autosubmit aja, Sekali klik Iklan langsung tersebar tanpa perlu mengunjungi satu persatu, lebih efektif dan efisien dengan harga murah 30ribu/ bulan.
http://www.autosubmit.web.id

WEBHOSTING MURAH HANYA 5RIBU PERAK/ BULAN
WebiiHost.com, didukung server yang handal berkualitas, support pelayanan ramah, Fasilitas Cpanel, fantastico Autoinstaller Wordpress & Joomla.
http://www.webiihost.com

JASA PEMBUATAN WEBSITE MURAH CEPAT & BERKUALITAS
Mau buat website Toko Online/ Perusahaan/ Sekolah/ Pemerintah? website bisnis UKM, dll dengan harga terjangkau dan cepat? Gratis domain Hosting, klik aja Cekasweb.com aja yuk!
http://www.Cekasweb.com

TOKO ONLINE BAJU BUSANA MUSLIM SYAR'IE OKI MURAH
Mau belanja baju busana muslim, kerudung hijab trendy murah, perlengkapan rumah tangga, dll. Pengiriman Cepat via JNE, dapatkan diskon dan Free ongkir ke Jabodetabek.
http://ummu.biz
Ads by Potter.web.id

 
;